Rabu, 16 September 2015

Karangan Bebas(Bencana Alam)

karangan bebas
Bencana Alam
Belakangan ini di Bumi kita sering sekali terjadi bencana alam. Baik itu bencana alam yang tidak disebabkan oleh manusia maupun bencana alam yang disebabkan oleh manusia.
Bencana alam yang terjadi di Indonesia antara lain seperti banjir yang terjadi di beberapa daerah yang ada di Indonesia yang disebabkan oleh kelalaian manusia karena terlalu sering membuang sampah sembarangan, tetapi ada juga banjir yang tidak disebabkan oleh kelalaian manusia, yaitu adalah banjir rob atau banjir yang disebabkan karena meningkatnya volume air laut, atau banjir yang terjadi karena air laut sedang pasang, sehingga air laut masuk ke jalan dan menggenangi jalan seperti banjir yang terjadi di daerah Jakarta Utara.
Selain bencana banjir, di Indonesia juga pernah terjadi bencana yang lainnya seperti gunung meletus, meletusnya gunung merapi yang ada di Yogyakarta. Bencana gunung meletus tersebut sampai menghancurkan beberapa desa yang ada di sekitarnya serta menewaskan beberapa korban jiwa diantaranya adalah mbah Marijan yang dianggap sebagai juru kunci gunung merapi tersebut. Lalu bencana Tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004, yang juga menewaskan banyak korban jiwa, serta meratakan semua bangunan dengan tanah akibat terjangan ombak Tsunami. Lalu ada juga bencana angin putting beliung yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Selain bencana yang terjadi di atas, ada juga bencana yang disebabkan oleh manusia yaitu Lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Selain bencana yang ada di Indonesia, ada juga bencana yang terjadi di luar negeri, seperti bencana angin tornado yang terjadi di Amerika Serikat, lalu badai es atau salju yang terjadi di Inggris dan Amerika Serikat yang menyebabkan batalnya beberapa jadwal penerbangan Internasional, lalu ada juga bencana banji bandang yang ada di brasil, serta bencana gempa Bumi yang ada di Cili dan Turki.
Itulah beberapa bencana alam yang terjadi di berbagai dunia.

Apa itu karangan?


Karangan Adalah:

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasideskripsieksposisiargumentasi, dan persuasi.

Contoh karangan Ilmiah

Contoh Karya Tulis Ilmiah Populer

02MAY
Masih berkaitan dengan pembahasan kita sebelumnya mengenai karya tulis…cekidot gan…

Ilmiah

Ilmiah berarti bersifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris (berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten. Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasarkan atas penelitian ilmiah. Namun belakangan mulai berkembang suatu paradigma baru bahwa suatu karya tulis ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja, melaikan juga suatu kajian terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara professional. Contoh dari karya tulis ilmiah seperti definisi di atas adalah makalah (paper), artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain. Defenisi ilmiah ini sendiri akan mengalami reduksi (pengurangan) makna bila digandengkan dengan kata populer.
Populer
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak. Istilah populer merujuk kepada penggunaan bahasa yang relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh pembacanya yang begitu beragam, dan tampilan karya atau
layout
yang disajikan semenarik mungkin agar masyarakat tertarik untuk membacanya
Contoh Karya tulis ilmiah populer :

1. PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari
satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya,
remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau
kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa
remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun
peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal
keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian
remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi
pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin
saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan
sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi
dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.

Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja
hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali
mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di
lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan
pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya
merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan
keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja
semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri
mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada
dimensi dimensi tersebut.

II. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Untuk menggambarkan bahaya merokok, penyimpangan sek pada remaja, dan
bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.

III. TUJUAN

Supaya pembaca lebih mengerti tentang bahaya merokok, penyimpangan sek
pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.
Supaya pembaca menyadari bahwa merokok, penyimpangan sek pada remaja,
dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba dapat merusak tubuh manusia.

2. PEMBAHASAN

2.1 REMAJA DAN ROKOK

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak
asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun
dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang –
orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan
dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi
seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk
menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut
tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan
dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan
orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Penyebab Remaja Merokok antara lain:

2.1.1. Pengaruh 0rangtua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah
tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).

2.1.2. Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka
semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian
sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi
terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi
oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja
perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang
perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991)

2.1.3. Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan
diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat
Kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah
konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial
lebih mudah menjadi penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang
rendah (Atkinson, 1999).

2.1.4. Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu
untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin
RSKO, tahun IX,1991).
Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri orang lain
disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang dapat merusak organ tubuh
manusia, daintaranya yaitu Kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan
dan janin.

3. PENUTUP
3.I. Kesimpulan

Pencegahan harus lebih diutamakan dari pada pengobatan. Jangan sekali kali
mencoba untuk merokok karena hamper dari semua yang terjerumus berawal
dari coba coba. Pikirkan bentuk pergaulan. Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan

3.II. Saran

Menekan pada pencegahan maka perlu dipikirkan upaya upaya yang lebih sungguh
sungguh dan terpadu : di sekolah, di rumah dan melibatkan pihak pihak lain.
 

Contoh karangan narasi

Contoh Karangan Narasi, Pengertian, Ciri, dan Jenisnya

Contoh Karangan Narasi, Pengertian, Ciri, dan Jenisnya - Suatu karangan yang menyajikan sebuah cerita berupa serangkaian peristiwa yang disusun dengan urutan waktu atau kronologis adalah karangan narasi. Karangan ini sendiri bertujuan untuk menghibur para pembacanya melalui cerita atau kisah-kisah baik berupa cerita fiksi maupun non-fiksi yang disampaikan oleh penulis. Karangan narasi banyak ditemukan pada novel, roman, cerpen, biografi, dan otobiografi.

 

Ciri-Ciri Karangan Narasi


Sebuah karangan dapat dikatakan sebagai karangan narasi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Isi karangan narasi berupa sebuah cerita, atau peristiwa tertentu.
2. Cerita atau peristiwa yang disampaikan memiliki urutan waktu yang jelas dari tahap awal hingga akhir.
3. Menampilkan suatu peristiwa atau konflik di dalam cerita.
4. Memiliki unsur-unsur berupa latar, setting, tema, karakter, dan lain-lain.

 

Contoh-Contoh Karangan Narasi Pendek


1. Narasi Informatif/Ekspositoris

Narasi informatif adalah karangan yang bertujuan untuk menyampaikan sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau kejadian.  

Contoh:

Perang Surabaya

Pada tanggal 10 November meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Surabaya untuk mengusir Belanda dan para sekutunya dari tanah air. Perang ini berawal dari kemarahan tentara inggris akibat dari terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir Jenderal Mallaby. Akibat tewasnya pimpinan mereka pihak Inggris dan sekutunya memberikan sebuah ultimatum kepada seluruh pejuang yang da di Surabaya waktu itu untuk menyerah.

Bukannya menyerah, ultimatum tersebut malah dianggap sebuah penghinaan oleh para pejuang dan rakyat. Mereka membentuk sebuah milisi-milisi perjuangan untuk menghadapi piahk Inggris yang mengancam untuk menyerang.

Mengetahui utimatumnya ditolak, pihak Inggris dan sekutunya marah besar, kemudian pada 10 November pagi mereka melancarkan serangan besar-besaran melalui laut, darat dan udara dengan mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank dan kapal perang. Kota Surabaya diserang habis-habisan oleh pihak sekutu. Mereka mengebom gedung-gedung pemerintahan dan membunuh para pejuang. Kejadian waktu itu sangatlah mengerikan, pembunuhan terjadi di mana-mana dan membuat para pejuang terdesak.

Namun, diluar dugaan rencana mereka untuk menaklukan kota Surabaya dalam 3 hari gagal. Seluruh pejuang dan rakyat Surabaya turun ke jalan untuk melakukan perlawanan. Semangat juang para pahlawan waktu itu muncul berkat seorang pemuda yang bernama Bung Tomo, dia dengan gagah berani memekikan pidato untuk membakar seluruh semangat para pejuang. 

Pertempuran Surabaya berlangsung sekitar 3 minggu dan dimenangkan oleh pihak sekutu. Meskipun kota Surabaya jatuh ketangan sekutu, perlawanan rakyat Surabya waktu itu membangkitkan semangat juang seluruh rakyat Indonesia.   

Advertisement
2. Narasi Artistik

Karangan narasi artistik adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu kisah atau peristiwa yang bertujuan untuk memberikan pengalaman estetis kepada pembacanya. Cerita yang diceritakan dalam karangan ini berupa fiksi maupun non fiksi dan bahasa yang digunakan biasanya merupakan bahasa-bahasa figurative atau kiasan.

Contoh:

Pertarungan di Pagi Buta

Kala itu mentari belum bangun dari peraduannya, ayam-ayam jago pun belum melakukan tugasnya. Namun, Pak Raden telah keluar dari rumahnya. Kulitnya yang keriput dan tipis seolah-olah tidak mempan oleh hembusan angin yang sedari tadi berusaha untuk membekukannya. Tangannya yang kekar memikul sebuah pancul di tangan kanannya sedangkan di tangan kirinya memegang sebuah bingkisan besar.

Pada saat Pak Raden melangkahkan kakinya menuju sawahnya, langkahnya terhenti oleh tangisan anak bayi yang memecah keheningan pagi itu. Dengan sangat ketakutan Pak Raden mencari sumber datangnya suara itu. Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang bayi yang mungil tergeletak di bawah pohon beringin besar itu. “Bayi siapa ini? Haruskah aku membawanya?” Pak Raden bimbang.

Ketika dia ingin mengangkat bayi itu, tiba-tiba seekor harimau yang cukup besar menyerangnya, tetapi dengan sigap Pak Raden mengelak terkaman harimau itu. Ternyata suara tangis bayi itu, turut memancing seekor harimau. Tampaknya harimau tersebut sedang kalaparan dia memandangi bayi yang tergeletak tersebut dengan tatapan yang mengerikan. 

Melihat harimau tersebut pak Raden menggunakan cangkulnya untuk menjauhkan harimau itu. Tetapi harimau itu melawan, dia berbalik dan menyerang Pak Raden. Terkaman harimau itu berhasil melukai Pak Raden. Dia jatuh di tanah dan terdesak, saat harimau tersebut hendak menerkamnya kembali, Pak Raden mengambil cangkul yang berada di sampingnya dan mengarahkan kepada hariamu itu. Lalu tembuslah cangkul itu di perut harimau, kemudian harimau itu pun mati.

Setelah berhasil membunuh harimau itu, Pak Raden mengangkat bayi itu dan membawanya pulang bersamanya untuk diurus dan diangkat menjadi anaknya.

3. Narasi Sugestif

Narasi sugestif menceritakan sebuah peristiwa atau kisah dengan maksud terselubung kepada para pembaca atau pendengarnya.

Contoh:

Apa yang Ditanam Itu yang Dituai

Hari itu langit sangat terik, Namun Budi tetap menarik gerobaknya. Dia susuri lorong-lorong pasar itu dengan harap ada yang membeli getuk buatan ibunya. Hari itu Budi sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya. 

Sejak pagi tadi Budi mengelilingi pasar itu, tetapi tak ada seorang pun yang membeli bahkan hanya untuk menawarnya pun tidak ada. Budi hampir putus asa, pikiran-pikiran jahat pun mulai masuk ke otaknya. Namun, Budi teringat kata-kata ibunya bahwa berbuat baik dan berdoalah agar mendapat berkah dari Allah. Lalu Budi menepis semua pikiran itu dan berdoa kepada Allah agar dia bisa mendapatkan uang untuk mengobati ayahnya.

Lalu Budi melanjutkan perjalananya. Pada saat Budi melewati kios-kios toko Budi melihat seorang pria yang sedang mengikuti seorang wanita tua. “Pasti orang itu akan berbuat yang tidak-tidak!” pikir Budi dan benar saja seketika pria itu merampas tas wanita itu. Wanita itu menjerit, dengan cepat kilat Budi menjegal pencuri itu hingga terjatuh. Tas itu pun terjatuh bersama si pencuri, lalu pencuri tersebut melarikan diri. Budi mengambil tas itu dan memberikannya kepada wanita itu.

“Terimakasih nak, untung ada dirimu,” kata wanita itu memuji Budi. “iya, lain kali hati-hati ya bu!” jawab Budi sambil meninggalkan wanita itu. “Hey nak tunggu, ini ada sesuatu untukmu,” kata wanita itu. “tidak usah buk, aku tadi hanya kebetulan lewat,” jawab Budi. Wanita itu merasa heran dengan kebaikan Budi, lalu tanpa sengaja dia melihat gerobak getuk Budi dan berkata “Baiklah kalau kamu tidak maenginginkan uang ini, biarakan saya membeli semua getukmu”. Mendengar suara itu Budi menjadi senang dan haru akhirnya dia bisa mendapatkan uang dan membelikan obat untuk ayahnya. “Terimakasih bu!” jawab Budi kepada Wanita itu.

Cara menulis karangan narasi

jenis-Jenis Karangan, Ciri-ciri beserta contohnya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWheIURScCZYx2iqVnDaM2GmxmXy5t8lP6-qFOTkxnp8quWp-BvjIEtc8-Hw66L52UL93y8iVdcw3FU_rRH9no64rE1_veA4ArwrGWysNFhSdoU0f64R_eJSrtyoKjiDfZw31MOZZOOGw/s320/BBBBB.jpg
 jenis-Jenis Karangan dan Ciri-cirinya


 1. Karangan Narasi
     Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian
     peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu.
     Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah
      perjalanan, biografi, otobiografi.

    Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
    a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
    b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang
         menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
    c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
    d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci
  • Pola narasi secara sederhana: awal – tengah – akhir Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
    • Contoh narasi berisi fakta:
    Ir. Soekarno
    Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
    • Contoh narasi fiksi:
    Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
    • Langkah menyusun narasi (fiksi): Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

2.    Karangan Deskripsi
        Karangan Deskripsi ialah karangan yang menggambarkan
        atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat,
        mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
        Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi
     a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
     b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman
           pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat,
           merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu
           objek yang  dideskripsikan
     c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil
           objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia,
           dan hal yang dipersonifikasikan
     d.  Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode
           realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau
           sikap penulis
  • Contoh deskripsi berupa fiksi:
    Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
    Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda bencana
    Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
     

 3.  Karangan Eksposisi
        Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang
        memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,
        memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

       Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
        a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
        b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi
              (data faktual)
        c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan
              kehendak
        d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif
              terhadap fakta yang ada
        e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau
              tentang proses kerja sesuatu
  • Contoh:
    Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
    Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain:
  • Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
  • Peranan majalah dinding di sekolah -Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Catatan: Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Contoh paparan proses:
Cara mencangkok tanaman:
  1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut secukupnya.
  2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter kira-kira 1,5 sampai 2 cm.
  3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai bersih kira-kira sepanjang 10 cm.
Langkah menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

4.  Karangan Persuasi
      Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk
      membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau
      ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.
  • Contoh persuasi:
    Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
    Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA, Hemat energi demi generasi mendatang, Hutan sahabat kita, Hidup sehat tanpa rokok, Membaca memperluas cakrawala.
    Langkah menyusun persuasi:
  • Menentukan topik/ tema
  • Merumuskan tujuan
  • Mengumpulkan data dari berbagai sumber
  • Menyusun kerangka karangan
  • Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
  •  

5.  Karangan Argumentasi
      Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya
      bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca
      terhadap suatu masalah dengan mengemukakan
      alasan, bukti, dan contoh nyata.

      Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
      a.    Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran
             gagasan pengarang sehingga kebenaran itu
             diakui oleh pembaca
      b.   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta,
             grafik, tabel, gambar
     c.    Dalam argumentasi pengarang berusaha
             mengubah sikap, pendapat atau pandangan
             pembaca
     d.    Dalam membuktikan sesuatu, pengarang
             menghindarkan keterlibatan emosi dan
             menjauhkan subjektivitas
      e.   Dalam membuktikan kebenaran pendapat
             pengarang, kita dapat menggunakan
             bermacam-macam pola pembuktian
  • Contoh:
    Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
    Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses berwirausaha, Teknologi komunikasi harus segera dikuasai, Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial.
    Langkah menyusun argumentasi : Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi

perbedaan karangan ilmiah dengan karangan non ilmiah

Perbedaan karangan ilmiah dan non ilmiah

Karya Ilmiah & Non-ilmiah

1. Pengertian Karya Ilmiah
Bahwa yang dimaksud karya ilmiah adalah suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.

2. Ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
1. Objektif.
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
2. Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3. Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
4. Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
6.  Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
7.  Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

3. Syarat Karya Ilmiah
    Berikut ini adalah syarat-syarat karya ilmiah :
·         Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
·         Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.

·         Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
·         Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar, yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
·         Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
·         Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi (paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).


4. Jenis Karya Ilmiah
    Pada prinsipnya semua karya ilmiah yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Dalam hal ini yang membedakan hanyalah materi, susunan , tujuan serta panjang pendeknya karya tulis ilmiah tersebut,. Secara garis besar, karya ilmiah di klasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah penelitian.

1. Karya Ilmiah Pendidikan
    Karya ilmiah pendidikan digunakan tugas untuk meresume pelajaran, serta sebagai persyaratan mencapai suatu gelar pendidikan. Karya ilmiah pendidikan terdiri dari:

a. Paper (Karya Tulis).
   Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya.
Tujuan pembuatan paper ini adalah melatih mahasiswa untuk mengambil intisari dari mata kuliah atau ceramah yang diajarkan oleh dosen, penulisan paper ini agak di perdalam dengan beberapa sebab antara lain, Bab I Pendahuluan , Bab II Pemaparan Data, Bab III Pembahasan atau Analisisdan Bab IV Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

b. Pra Skripsi
   Pra Skripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai persyaratan mendapatka gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat diploma 3 ( D-3).
Format tulisannya terdiri dari Bab I Pendahuluan (latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian). Bab II gambaran umum (menceritakan keadaan di lokasi penelitian yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian), Bab III deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari lokasi penelitian). Bab IV analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah penelitian). Bab V penutup (kesimpulan penelitian dan saran)

c. Skripsi
   Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta- fakta empiris-objektif baik berdasarkan peneliian langsung (observasi lapangan ) maupun penelitian tidak langsung (study kepustakaan)skripsi ditulis sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana S1. Pembahasan dalam skripsi harus dilakukan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan emperis.

d. Thesis
   Thesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dari pada skripsi, thesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelar magister (S-2).
Penulisan thesis bertujuan mensinthesikan ilmu yng diperoleh dari perguruan tinggi guna mempeluas khazanah ilmu yang telah didapatkan dari bangku kuliah master, khazanah ini terutama berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara mendalam tentang suatu hal yangmenjadi tema thesis tersebut.

e. Disertasi
    Disertasi adalah suatu karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji pada sutu perguruan tinggi, desertasi berisi tentang hasil penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari desertasi tersebut, penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri, penulis desertasi berhak menyandang gelar Doktor.

2. Karya ilmiah Penelitian.
A. Makalah seminar.
1. Naskah Seminar
    Naskah Seminar adalah karya ilmiah tang barisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian pemikiran murni dari penulisan dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang dijadikan topik atau dibicarakan dalam seminar.

2. Naskah Bersambung
   Naskah Bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai judul atau title dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan data penelitian dalam waktu yang berbeda.

B. Laporan hasil penelitian
   Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara penulisannya dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokkan sebagai karya tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih dalam tahap awal.

C. Jurnal penelitian
    Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri karya ilmiah terdiri dari asal penilitian dan resensi buku. Penelitian jurnal ini harus teratur continue dan mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (international standard serial number).


B. Karya Tulis Non-ilmiah
    Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :
·         ditulis berdasarkan fakta pribadi,
·         fakta yang disimpulkan subyektif,
·         gaya bahasa konotatif dan populer,
·         tidak memuat hipotesis,
·         penyajian dibarengi dengan sejarah,
·         bersifat imajinatif,
·         situasi didramatisir,
·         bersifat persuasif.
·         tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.

C. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
     Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
     Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama,karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
     Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
     Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel,  feature,kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
     Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.